alvianto dr

Web Name: alvianto dr

WebSite: http://alviantodr.blogspot.com

ID:204779

Keywords:

alvianto,dr,

Description:

keywords:
description:
alvianto dr

Selasa, 11 Oktober 2011 Neurodermatitis
1.DefinisiNeurodermatitisadalah suatu peradangan menahun pada lapisan kulit paling atas yang menimbulkanrasa gatal. Penyakit ini menyebabkan bercak penebalan kulit yang kering,bersisik dan berwarna lebih gelap, dengan bentuk lonjong dan tidak beraturan.Disertai gejala garis kulit tampak menonjol (likenifikasi), akibat garukan ataugosokan berulang karena berbagai rangsangan pruritogenik.
2.SinonimDermatitisGarukan Terlokalisir, Liken Simpleks Kronis, Neurodermatitis Sirkumskripta.
3.EtiologiPenyebabneurodermatitis masih belum diketahui secara pasti. Dapat timbul akibat dariiritasi menahun dan garukan yang berulang-ulang meningkatkan terjadinyaneurodermatitis.Penyakitini biasanya berhubungan dengan : 1) Dermatitis Atopik, 2) Psoriasis, 3)Kecemasan, depresi ataupun penyakit psikis lainnya.
4.FaktorResikoNeurodermatitis sering terjadi padarentang umur 30 dan 50 tahun. Wanita lebih sering terkena dari pada laki-laki. Lebihberkembang jika dalam keluarga terdapat riwayat eczema, psoriasis dan kondisikulit yang serupa. Dapat juga disebabkan oleh :a.Mengenakan pakaian denganketat dan berasal dari sintetis atau woll,b.Kulit kering,c.Paparan terus-menerus alergendan bahan iritan,d.Panas,e.Gigitan serangga,f.Stress,g. Jaringan parut (keloid).
5.GejalaKlinisGejalaprimer neurodermatitis adalah kulit yang sangat gatal, muncul tunggal didaerahleher, pergelangan tangan, lengan bawah, paha atau mata kaki, kadang muncul alatkelamin. Rasa gatal sering hilang timbul. Sering timbul pada saat santai atausedang tidur, akan berkurang saat beraktifitas. Rasa gatal yang digaruk akanmenambah berat rasa gatal tersebut.Gejala klinisneurodermatitis yang muncul adalah : kulit yang gatal pada daerah tertentu,terjadi perubahan warna kulit, kulit yang bersisik akibat garukan ataupenggosokan dan sudah terjadi bertahun-tahun.1.DiagnosaBandingØ DermatitisAtopikØ DermatitisKontak Alergi dan IritanØ DermatitisHerpetiformisØ DermatitisNumularisØ PhytopatodermatitisØ MyxedemaØ Psoriasis,PlaqueØ DermatitisSeboroikØ TineacrurisØ LikenPlanusØ LikenAmiliodosis
2.DiagnosaDiagnosa ditegakkandengan berdasarkan tanda khas dari pemeriksaan fisik pada kulit dan riwayatgatal dan garukan.
3.PemeriksaanTambahanNeurodermatitis seringmuncul bersamaan dengan psoriasis dan dermatitis maka harus disingkirkan denganmelakukan pemeriksaan tambahan.a.Patch TestTest ini menentukan unsur apa yang menyebabkan suatu reaksi alergidi dalam pasien, dapat menyingkirkan gejala dermatitiskontak alergika. Test ini memakai berbagai alergen dengan potensial yang rendahdan di pertahankan sampai dua hari. Jika terdapat suatu tanda bengkak dibawahalergen berarti hipersensitiv terhadap bahan tersebut.b.Skin BiopsiPengambilansedikit jaringan kulit pada dearah lesi dan kemudian dilihat hasilya di bawahsuatu mikroskop. Bantuan Prosedur ini mendiagnose suatu infeksi/peradangankulit atau kondisi kulit lain.Gambaranklinis yang didapatkan : suatu hyperkeratosis, akantosis, spongiosis danpenebalan parakeratosis. Papillary kulit mengalami fibrosis kearah verticalsampai ke lapisan kolagen, ini merupakan tanda khas dari neurodermatitis.
4.PengobatanPengobatan utama darineurodermatitis adalah untuk mengurangi pruritus dan memperkecil luka akibat garukan ataugosokan. Gol pharmacotherapy adalah untukmengurangi rasa sakit dan untuk mencegah komplikasi.Pemberiankortikosteroid dan antihistamin oral bertujuan untuk mengurangi reaksiinflamasi yang menimbulkan rasa gatal. Pemberian steroid topical juga membantumengurangi hyperkeratosis. Pemberian steroid mid-potent diberikan pada reaksiradang yang akut, tidak direkomendasikan untuk daerah kulit yang tipis (vulva,scrotum, axilla dan wajah). Pada pengobatan jangka panjang digunakan steroidyang low-poten, pemakaian high-potent steroid hanya dipakai kurang dari 3minggu pada kulit yang tebal.Anti-depresanatau anti-anxiety sangat membantu pada sebagian orang dan perlu pertimbanganuntuk pemberiannya. Jika terdapat suatu infeksi sekunder dapat diberikan antibiotiktopical ataupun oral. Perlu diberikan nasehat untuk mengatur emosi dan perilakuyang dapat mencegah gatal dan garukan.Macam-Macam ObatØ CorticosteroidsMemilikikegunaan sebagai anti-inflamasi, yang berguna mengurangi pruritus, menipiskanliken, dan mengurangi reaksi inflamasi.ü Clobetasol (Temovate)Termasukdalam kelas 1 superpotent steroid topical : suppresses mitosis dan meningkatkansintesis protein sehingga mengurangi inflamasi dan menyebabkan vasokontriksi.ü Fluocinolon 0,01% atau 0,025% cream (Synalar, Fluonid)Merupakantopical steroid yang medium potent yang menhambat proliferasi sel, juga sebagaiimunosuprosor, anti-proliferasi, dan anti-inflamasi.ü Hydrocortisone Valerate cream 0,02% (Westcort)Salah satuderifat dari adrenokortikosteroid sesuai untuk penggunaan pada kulit atau selaput lendir eksternal.ü Fluocinonide cream 0,1% atau 0,05% (Lidex)Merupakantopical corticosteroid yang menghambat proliferasi sel.Ø Anti-pruriticMemberikanefek pengendalian terhadap pelepasan histamine secara endogen. Sehingga dapat,mengurangi efek gatal, efek sedasi dan menyebabkan kantuk. Obat ini bekerja menstabilkanmembrane saraf dan mencegah transmisi dan inisiasi dari impuls saraf, danmenghasilkan anastesi local.ü Diphenhydramine (Benadryl, Benylin, Diphen, Allermax)Mengurangi rasa gatal yang disebabkan oleh pelepasan histamine.ü Chlorpheniramine (Chlor-Trimeton)Penghambat histamine atau H1-Reseptor pada sel efektor di pembuluhdarah dan traktus respiratori.ü Hydroxyne (Atarax, Vistaril)AntagonisH1-Reseptor pada bagian luar, dan menekan aktifitas dari histamine padasubcortikal diregio CNS.ü Doxepin (Sinequan, Zonaton)Penghambataktifitas histamine dan asetilkolon. Penggunaannya dapat memberikan efeksedasi, dan penyerapannya tinggi pada pemberian secara topical.Ø Immunosuppressantü Tacrolimus(Protopic)Mekanisme kerja di LCS tidakdiketahui. Dapat mengurangi gatal dan reaksi inflamasi. Juga menghambattranskripsi dari gen yang mengkode IL-3, IL-4,IL-5, GM-CSF, dan TNF-ALPHA, melibatkan pada fase awal dari aktifasi T-Cell.Ø ImmuneModulatorü Pimecrolimus(Elidel)Merupakan turunan dari ascomycin,suatu unsur alami yang diproduksi Streptomyceshygroscopicus var ascomyceticus.




Edukasi Pasienü Anjurkan agar pasien tidak menggaruk lagi, karena penyakit iniakan bertambah berat jika terus digaruk oleh pasien.ü Mendiskusikan tentang bagaimana merubah kebiasaan menggaruk.ü Memilih sabun yang lembut.ü Menggunakan pakaian yang berbahan cotton sehingga mengurangiiritasi.ü Dapat ditutup dengan kasa basah, untuk mencegah penggarukan.ü Manajemen stress yang baik.
5.KomplikasiPenggarukanyang terjadi berulang-ulang dapat menimbulkan suatu infeksi atau peradangankulit. Dapat pula meninggalkan jaringan parut dan perubahan warna kulit yangbertambah gelap (hiperpigmentasi).
6.PrognosisØ Lukadapat sembuh sepenuhnya, dapat timbul jaringan parut dan perubahan warna kulit.Ø Dapatrelaps karena stress atau tekanan mental, dan karena kontak dengan penyebabalergi.Tidak sembuh bilapengobatan tidak tuntas.17 komentar: Kamis, 22 September 2011 Disfungsi Seksual
Seksualitas merupakan salah satu fungsi manusia yang penting. Bisa dipahami karena aktivitas seksual merupakan salah satu kebutuhan biologis manusia. Dari situ lah manusia bisa mendapatkan keturunan.

Namun, sering kali masalah seksual dalam kehidupan rumah tangga mengalami hambatan dan gangguan karena salah satu pihak (suami atau isteri), atau bahkan keduanya, mengalami gangguan seksual atau disfungsi seksual.Jika tidak segera diobati, masalah ini bisa menyebabkan keretakan dalam kehidupan berumah tangga. Menurut dr Witjaksana M Roan DPM dari Siloam Graha Medika Hospital, disfungsi seksual merupakan kondisi di mana fungsi seksual sudah mengendur.

Kadang sejak muda sudah terjadi demikian, namun bisa juga karena kondisi sakit fisik maupun mental dan usia lanjut membuat performance kurang baik.
Kondisi disfungsi seksual bisa terjadi pada pria maupun wanita. Pada pria berupa hiposeksualitas (hasrat berkurang), impotensia (kemampuan ereksi berkurang atau tidak mampu sama sekali), ejakulasi dini, dan anorgosmia (tidak dapat orgasme). Sedangkan pada wanita, disfungsi seksual bisa berupa hiposeksualitas (hasrat berkurang), frigiditas (dingin terhadap seks, tidak bergairah sama sekali), fobio seksualis (takut dan muak pada hubungan seksual), vaginismus, disparuenia (nyeri saat berhubungan), dan anorgasmia (tidak dapat orgasme).


''Disfungsi seksual disebabkan oleh berbagai gangguan dan penyakit, baik fisik maupun mental,'' ujar Witjaksana pada seminar Balancing Your Life, akhir pekan lalu, di Jakarta. Penyakit fisik yang menyebabkan disfungsi seksual adalah diabetes mellitus I (kencing manis), anemia, kurang gizi, penyakit kelamin (nyeri), penyakit otak dan sumsum tulang, akibat operasi prostat pada pria, tumor atau kanker di rahim pada wanita, menurunnya hormon (pada pria maupun wanita), akibat pembedahan indung telur, penggunaan narkoba, obat penenang, alkohol dan rokok.

Sedangkan penyakit mental yang menyebabkan disfungsi seksual adalah psikosis, skizofrenia (gangguan afektif bipolar terutama depresif); neurosis cemas, histerik, obsesif-kompulsif, depresif, fobia, astenik, hipokondriasids; gangguan kepribadian dan gangguang psiko-seksual serta retardasi mental dan gangguan intelegensia. ''Disfungsi seksual harus dicari penanggulannya sebab jika tidak akan menimbulkan masalah yang lebih besar,'' jelasnya. Impotensia, misalnya, bisa timbul karena berbagai penyakit tubuh atau lokal di daerah alat vital laki-laki, seperti diabetes mellitus yangÿ20biasanya menyebabkan tidak mampu memiliki gairah seksual.

Untuk mengatasinya penyakit diabetes harus diobati terlebih dahulu. Jika impotensi itu karena kurang gizi dan kurang darah, maka bisa diberikan obat kencing gula, tambah darah, dan makan makanan yang bergizi. Bila upaya tersebut gagal, maka diberi obat injeksi yang langsung disuntikkan ke dalam alat vital pria. ''Bila upaya tersebut juga belum berhasil, masih ada upaya menggantikan alat kelamin laki-laki dengan suatu alat yang keras dan diimplantasikan ke dalam alat kelamin untuk menopangnya,'' ungkap Roan. Sedangkan mengobati frigiditas pada wanita bisa dilakukan dengan faktor biologik (masa birahi pada saat ovulasi dan menstruasi), faktor psikologis (hilangkan rasa takut atau jijik), dan faktor psikodinamik (hilangkan rasa kotor, takut ditolak pasangannya, dan sebagainya).

1 komentar: Rabu, 21 September 2011 titk sensitif tubuh wanitaRahasia 10 Titik Sensitif Tubuh WanitaKeingintahuan adalah sifat alamiah setiap insan. Begitu pula dalam urusan seks. Mungkin, hampir semua pria penasaran, sebenarnya, di titik mana saja sih wanita bisa crazy kalau disentuh?
Ini hari keberuntungan Anda. Sebab, ada 10 titik 'rawan' di tubuh wanita yang 'bakal menyerah' kalau disentuh.
Jadi, Anda bisa mempraktekkan pada istri Anda, terutama kalau dia sedang
'mogok'!

10. Paha bagian dalam Bagian ini amat sensitif untuk disentuh, sebab banyak terdapat urat saraf di sana. Tapi, Anda tak bisa memperlakukannya dengan kasar saking sensitifnya.

9. Belakang lutut Karena semua saraf berakhir di belakang lutut, areal ini juga 'penuh penyerahan'. Perlakukan dengan lembut.

8. Bokong Coba deh tangan Anda dialamatkan ke sana, pasti Anda akan merasakan kesenangannya.
7. Leher Cuma bernapas di sekitar sini saja bakal bikin istri Anda 'kelabakan'. Bayangkan kalau tangan atau bibir Anda yang 'bermain'. Lokasi ini juga baik untuk dijadikan sasaran pijatan Anda yang termasyhur itu. Pasti bikin Anda irresistible.

6. Telinga Sentuhan di daerah ini amat mengasyikkan. Awali dengan bisikan yang lembut dan erotis. Dan teruskan ciuman Anda sampai ke punggung.

5. Kaki Banyak wanita yang senang kakinya disentuh dan dipijat.
Maklum, setelah berjalan ke mana-mana seharian, pastilah bagian ini merengek-rengek minta perhatian. Elusan lembut di jari kaki, telapak kaki, dan tumit, juga merupakan usaha bagus untuk foreplay.

4. Payudara merupakan bagian yang bisa jadi merupakan hal pertama yang Anda ingat dari tubuh seorang wanita.
Soalnya, selain bentuknya indah, lokasi ini memang amat peka rangsangan. Wujudnya pun membuat Anda bebas melakukan sentuhan dalam bentuk apa pun. Temukan, apakah pasangan Anda lebih suka Anda melakukannya dengan lembut, atau sedikit kasar.

3. Pergelangan tangan Kayaknya aneh, kan. Tapi, mungkin itu sebabnya para ahli mode menyarankan agar wanita membubuhkan parfum di sekitar pergelangan tangannya. Sebab, ada nadi yang sensitif di situ. Dia pasti akan terkesan kalau areal ini Anda jelajahi.

2. Genitalia Yang ini sebenarnya tak perlu diperdebatkan sama sekali. Berdasarkan pengalaman, daerah ini memang jadi tujuan akhir permainan cinta. Walau begitu, sebetulnya Anda bisa memanfaatkannya dalam foreplay. Cobalah dengan berbagai macam cara. Kuncinya hanya satu, lakukan dengan lembut.
Sambil berekspedisi, Anda juga bisa mencoba mencari G-spot, U-spot ataupun deep-spot yang terkenal itu. Di areal-areal inilah, perasaan seksual wanita paling hebat jika distimulasi. Sekali ketemu tempatnya, sentuhan yang terlembut pun akan memberi sensasi yang menyenangkan dan tidak biasa. Kalau pun tidak ketemu - seperti biasa - mencarinya pun cukup menggairahkan, kan?

Dan tahukah Anda, titik paling sensitif di tubuh wanita?
1. Bibir Anda jangan sampai melewatkan bagian ini hanya karena Anda terlalu berhasrat melakukan eksplorasi di bagian lain. Sebab, bibir wanita bisa dimanipulasi sedemikian rupa sehingga ia akan merasa bergairah, terangsang, sekaligus disayang dalam waktu bersamaan.
Ciuman bibir memberikan segalanya yang dibutuhkan wanita ketika melakukan hubungan. Teristimewa ketika berhubungan intim. Kalau Anda pernah mencapai puncak dalam keadaan Anda berciuman, rasakan sensasi kenikmatannya.
Dijamin, Anda pasti fulfilled.
Tidak ada komentar: Selasa, 20 September 2011 Nyeri
1.1 Definisi Nyeri
Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan akibat terjadinya kerusakan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan, menurut International Association for Study of Pain (IASP). Definisi lain nyeri adalah suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya.15
1.2 Patofisiologi Nyeri1.2.1 Fisiologi nyeriYang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.2Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.2,6,121) Nosireceptor kutaneusberasal dari kulit dan sub kutan, nyeri yang berasal dari daerah ini biasanya mudah untuk dialokasi dan didefinisikan. Reseptorjaringan kulit (kutaneus) terbagi dalam dua komponen yaitu : a. Reseptor A delta, merupakan serabut komponen cepat (kecepatan tranmisi 6-30 m/det) yang memungkinkan timbulnya nyeri tajam yang akan cepat hilang apabila penyebab nyeri dihilangkan.b. Serabut C, merupakan serabut komponen lambat (kecepatan tranmisi 0,5m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeri biasanyabersifat tumpul dan sulit dilokalisasi.2) Struktur reseptor nyeri somatik dalam meliputi reseptor nyeri yang terdapatpada tulang, pembuluh darah, syaraf, otot, dan jaringan penyangga lainnya. Karena struktur reseptornya komplek, nyeri yang timbul merupakan nyeri yang tumpul dan sulit dilokalisasi.3) Reseptor nyeri jenis ketiga adalah reseptor viseral, reseptor ini meliputi organ-organ viseral seperti jantung, hati, usus, ginjal dan sebagainya. Nyeri yang timbul pada reseptor ini biasanya tidak sensitif terhadap pemotongan organ, tetapi sangat sensitif terhadap penekanan, iskemia dan inflamasi.
1.2.2 Mekanisme Dasar NyeriAdanya kerusakan jaringan (sebagai sumber stimuli nyeri) sampai dirasakan sebagai persepsi nyeri terdapat suatu rangkaian proses elektrofisiologik yang secara kolektif disebut sebagai nosisepsi. Ada empat proses yang jelas yang terjadi pada suatu nosisepsi, yakni1,2,6 ;1. Proses Transduksi (Transduction), merupakan proses dimana suatu stimuli nyeri (noxious stimuli) di rubah menjadi suatu aktifitas listrik yang akan diterima ujung-ujung saraf (nerve ending). Stimuli ini dapat berupa stimuli fisik (tekanan), suhu (panas) atau kimia (substansi nyeri).2. Proses Transmisi (Transmison), dimaksudkan sebagai penyaluran impuls melalui saraf sensoris menyusul proses transduksi. Impuls ini akan disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut C sebagai neuron pertama, dari perifer ke medulla spinalis dimana impuls tersebut mengalami modulasi sebelum diteruskan ke thalamus oleh traktus sphinotalamikus sebagai neuron kedua. Dari thalamus selanjutnya impuls disalurkan ke daerah somato sensoris di korteks serebri melalui neuron ketiga, dimana impuls tersebut diterjemahkan dan dirasakan sebagai persepsi nyeri.3. Proses Modulasi (Modulation), adalah proses dimana terjadi interaksi antara sistem analgesik endogen yang dihasilkan oleh tubuh kita dengan imput nyeri yang masuk ke kornu posterior medulla spinalis. Jadi merupakan proses acendern yang di kontrol oleh otak. Sistem analgesik endogen ini meliputi enkefalin, endorfin, serotonin, dan noradrenalin memiliki efek yang dapat menekan impuls nyeri pada kornu posterior medulla spinalis. Kornu posterior ini dapat diibaratkan sebagai pintu yang dapat tertutup atau terbukanya pintu nyeri tersebut diperankan oleh sistem analgesik endogen tersebut di atas. Proses modulasi inilah yang menyebabkan persepsi nyeri menjadi sangat subyektif orang per orang.4. Persepsi (perception), adalah hasil akhir dari proses interaksi yang kompleks dan unik yang dimulai dari proses transduksi, transmisi, dan modulasi yang pada gilirannya menghasilkan suatu perasaan yang subyektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri.Banyak teori berusaha untuk menjelaskan dasar neurologis dari nyeri, meskipun tidak ada suatu teori yang menjelaskan secara sempurna bagaimana nyeri ditransmisikan atau diserap. Untuk memudahkan memahami fisiologis nyeri, maka perlu mempelajari tiga komponen fisiologis berikut ini6 : Resepsi : proses perjalanan nyeri Persepsi : kesadaran seorang terhadap nyeri Reaksi : respon fisiologis dan perilaku setelah mempersepsikan nyeri
1.2.3 Klasifikasi Nyeri Nyeri dikelompokkan sebagai nyeri akut dan nyeri kronis. Nyeri akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya menurun sejalan dengan penyembuhan. Nyeri akut didefinisikan sebagai nyeri yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan.12Berger (1992) menyatakan bahwa nyeri akut merupakan mekanisme pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologis terjadi perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer, tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.12Nyeri kronik adalah nyeri konstan atau intermiten yang menetap sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan yang diarahkan pada penyebabnya. Nyeri kronis sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam bulan atau lebih.12 Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai macam gangguan, terjadi lambat dan meningkat secara perlahan setelahnya, dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik atau menit. Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-menerus atau intermitten.
1.2.4 PatogenesisNyeri adalah suatu gejala yang berfungsi untuk melindungi dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan pada tubuh; seperti peradangan, infeksi-infeksi kuman, dan kejang otot. Sehingga sesungguhnya rasa nyeri berguna sebgai alarm bahwa ada yang salah pada tubuh. Misalnya, saat seseorang tidak sengaja menginjak pecahan kaca, dan kakinya tertusuk, maka ia akan merasakan rasa nyeri pada kakinya dan segera ia memindahkan kakinya. Tetapi adakalanya nyeri yang merupakan pertanda ini dirasakan sangat menggangu apalagi bila berlangsung dalam waktu yang lama, misalnya pada penderita kanker.4,11Penyebab timbulnya rasa nyeri :Adanya rangsangan-rangsangan mekanis/kimiawi ( kalor/listrik ) yang dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu yang disebut mediator-mediator nyeri.Mediator nyeri antara lain : histamin, serotonin, plasmakinin-plasmakinin, prostaglandin-prostaglandin, ion-ion kalium. Zat-zat ini merangsang reseptor- reseptor nyeri pada ujung saraf bebas di kulit, selaput lendir,dan jaringan, lalu dialirkan melalui saraf sensoris ke susunan syaraf pusat ( SSP ) melalui sumsum tulang belakang ke talamus dan ke pusat nyeri di otak besar ( rangsangan sebagai nyeri ).

1.2.5 Blokade NyeriBlokade nyeri dapat terjadi di semua tingkat, dari perifer hingga sentral. Efek sebagai anti nyeri atau anti nosisepsi dikenal sebagai sifat analgesik. Mekanisme terjadinya blokade nyeri merupakan kunci utama dari manajemen atau penatalaksanaan nyeri. Penatalaksanaan nyeri menyangkut farmakologi dan non-farmakologi.5Intervensi farmakologis terutama menggunakan obat yang kerja utamanya memberikan anti-nyeri atau disebut analgesik, tetapi juga menggunakan obat lain yang memiliki efek blokade nyeri walau itu bukan potensi utamnya. Beberapa analgesik bekerja dengan target meredakan proses radang yang menyebabkan sensitisasi. Sebagai contoh obat antiinflamasi nonsteroid (NSAIDs) menghambat siklooksigenase (COX) yang akan menghambat sintesis prostaglandin. Mekanisme kerja dari obat golongan NSAID yang paling utama adalah inhibisi dari enzim siklooksigenase (COX) yang akan menyebabkan terhambatnya sintesis prostaglandin. Prostaglandin adalah salah satu substansia yang dihasilkan dari adanya proses inflamasi, yang akan merangsang nosiseptor sehingga menimbulkan impuls nosiseptif.5,8Diketahui COX memiliki tiga isomer, secara garis besar tiap isomer ini memiliki karakteristik kerja masing-masing. COX-1 umumnya terdapat pada semua jaringan secara normal, tetapi memainkan peran di traktus gastrointestinal (GIT), ginjal dan pada platelet, dimana ia berfungsi menghasilkan prostaglandin dengan effek kerja yang menguntungkan yaitu mengatur aliran darah ke mukosa gaster dan ginjal. Sedangkan COX-2 umumnya tidak ada kecuali apabila ada proses radang. COX-2 ini menghasilkan prostaglandin yang menimbulkan stimuli pada nosiseptor. COX-3, suatu varian dari COX-1, lebih banyak bekerja di sentral, penghambatan terhadap COX-3 di sentral diperlihatkan sebagai mekanisme kerja utama dari asetaminofen.5,10Mekanisme kerja utama opioid adalah dengan berikatan dengan reseptor opioid di SSP. Efeknya adalah menimbulkan inhibisi transmisi input nosiseptif di kornu dorsalis, dengan berikatan dengan reseptor opioid di serabut saraf aferen primer dan serabut saraf di kornu dorsalis, efeknya akan menyerupai kerja dari opioid endogen. Selain itu opioid mengaktifkan modulasi sinyal di medulla spinalis melalui pengaktifan inhibisi sentral, serta merubah aktifitas sistim limbik. Jadi opioid tidak hanya mempengaruhi nyeri secara sensorik tetapi juga secara afektif.8Beberapa obat lain diketahui memiliki efek analgesik selain efek utamanya. Obat anti-epilepsy (AED) memiliki kemampuan mengurangi eksitabilitas membran dan menekan terjadinya impuls saraf abnormal pada neuron. Hai ini terutama berperan menekan proses yang terjadi pada sensitisasi, sehingga sering digunakan pada nyeri neuropatik.Anti-depresan memiliki efek memblok reuptake dari serotonin dan norepinefrin di SSP, sehingga meningkatkan aktifitas dari system modulasi nyeri endogen. Obat anestesi lokal bekerja dengan memblok saluran natrium pada membran sel saraf, sehingga memblok terjadinya konduksi impuls saraf. Capsaicin, alkaloid yang disintesis dari cabai, bekerja mendeplesi substansia P pada terminal saraf sensorik lokal. Zat ini diberikan secara topikal. Berguna pada neuropati DM, osteoartritis, dan neuralgia post-herpes. Namun capsaicin juga memberikan rasa panas.10Dengan adanya pengaruh inflamasi terhadap mekanisme terjadinya nyeri maka Kortikosteroids, Dexamethasone, Methylprednisolone, memiliki tempat sebagai anti-nyeri. opioid, NE (norepinephrine)/5-HT atau 5-hydroxytryptaminemMixed (serotonin) reuptake inhibitor, Tramadol, memiliki efek anti-nyeri dengan bekerja pada reseptor-reseptor tersebut. Selain itu efektifitas dari tramadol berkaitan pula pada metabolitnya o-desmetiltramadol, yang opioid 200 kali lipat darimmemiliki afinitas terhadap reseptor induknya. Baclofen, yaitu GABA agonis, bekerja dengan cara berikatan dengan GABA reseptor dan menginhibisi proses transmisi.8,10Selective 5-HT1B/1D (5-hydroxytryptamine receptor subtypes 1B/1D) receptor agonist, Zolmitriptan, Rizatriptan, Sumatriptan, Almotriptan, bekerja dengan berikatan dengan reseptornya. Ziconotide, N-type calcium channel blocker, bekerja pada reseptornya dan menghasilkan hambatan pada 2-adrenergik agonis, seperti clonidin,apelepasan neurotransmiter. Obat memiliki efek dengan berikatan pada reseptornya. Yang akan meningkatkan mekanisme inhibisi di kornu dorsalis. Botulinum toksin saat ini sering dipakai untuk nyeri yang berkaitan dengan spasme otot, namun beberapa penelitian menunjukan pengaruhnya pada proses di spinal dan korteks yang dapat membawa pada fakta yang lain.3,4Obat-obat anestesi pada umumnya memiliki sifat analgesia dengan mekanisme yang berbeda. Pada anestesi inhalasi, obat ini memiliki sifat analgesik dengan mekanisme kerja yang tidak spesifik, selain secara umum meningkatkan kerja GABA sebagai mediator inhibisi, diduga juga bekerja pada reseptor opioid. Proses utamanya adalah inhibisi pada tingkat spinal. Obat anestetik non-volatil seperti propofol, etomidate, barbiturat bekerja dengan mekanisme inhibisi melalui GABA. Benzodiazepin tidak memiliki sifat analgesik langsung. Ia bekerja dengan memfasilitasi peningkatan konduktansi ion klor melalui membran, yang berarti memfasilitasi kerja reseptor GABAA.5Ketamin selain bekerja mendisosiasi thalamus juga memiliki mekanisme kerja sebagai antagonis reseptor NMDA, yang berperan juga dalam proses sensitisasi, sehingga memiliki kelebihan sebagai analgetik. Selain itu ada juga dugaan ketamin berhubungan dengan opioid reseptor. Potensi analgesik ini lebih tinggi pada S(+) ketamine, karena ia memiliki afinitas lebih besar terhadap reseptor NMDA.5Obat anestesi lokal bekerja dengan berikatan dengan saluran ion. Terutama pada saluran yang teraktifasi atau terbuka, obat anestesi lokal akan membentuk ikatan dengan bagian dalam dari saluran ion. Hal ini akan membuat saluran ion menjadi stabil dan terjadi blokade dari timbulnya atau penghantaran impuls.Metode non-farmakologis biasanya digunakan sebagai ajuvan terhadap terapi farmakologis. Thermotherapi (aplikasi panas), kryotherapi (aplikasi dingin), counter-irritation, electroanalgesia (transcutaneous electrical stimulation), akupuntur atau therapeutic massage, bekerja memblokade nyeri diduga dengan penjelasan pada pain gate theory yang diajukan wall dan melzack. Dengan adanya rangsangan noksius atau non-noksius akan memberikan inhibisi pada neuron WDR di kornu dorsalis. Pada akupuntur diduga adanya peranan dari opioid endogen, dimana efek analgesiknya dapat diantagonis dengan nalokson.4,5Pada sebuah studi menggunakan MRI menyatakan area korteks singulata anterior dan thalamus yang teraktifasi saat adanya rangsang noksius akan mengalami deaktifasi setelah akupuntur.20 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Tsuchiya dkk, dikatakan terjadi peningkatan produksi dari nitrit oksida (NO) perifer pada daerah yang nyeri sehingga menyebabkan meningkatnya sirkulasi lokal yang membantu mengurangi rasa nyeri.
Prosedur bedah saraf untuk mengatasi nyeri termasuk neurolisis (injeksi kimia atau penghasil panas atau dingin untuk merusak neuron), prosedur neuroaugmentasi, dan operasi neuroablatif (gangguan terhadap impuls saraf dan atau pengangkatan struktur yang berkaitan dengan nyeri).

1.3 Penatalaksanaan dan obat pereda nyeriTujuan penatalaksanaan nyeri Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala nyeri kronis yang persisten Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri Meminimalkan reaksi tidak diinginkan atau intoleransi terhadap terapi nyeri Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan kemampuan pasien untuk menjalankan aktifitas sehari-hari
1.3.1 PENGGOLONGAN ANALGETIKBerdasarkan aksinya, obat-abat analgetik dibagi menjadi 2 golongan :1. Analgesik nonopioid, dan2. Analgesik opioid.Kedua jenis analgetik ini berbeda dalam hal mekanisme dan target aksinya.1. Analgesik Nonopioid/Perifer (NON-OPIOID ANALGESICS)Obat-obatan dalam kelompok ini memiliki target aksi pada enzim, yaitu enzim siklooksigenase (COX). COX berperan dalam sintesis mediator nyeri, salah satunya adalah prostaglandin. Mekanisme umum dari analgetik jenis ini adalah mengeblok pembentukan prostaglandin dengan jalan menginhibisi enzim COX pada daerah yang terluka dengan demikian mengurangi pembentukan mediator nyeri . Mekanismenya tidak berbeda dengan NSAID dan COX-2 inhibitors.11Efek samping yang paling umum dari golongan obat ini adalah gangguan lambung usus, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal serta reaksi alergi di kulit. Efek samping biasanya disebabkan oleh penggunaan dalam jangka waktu lama dan dosis besar.
2. Obat- obat Nonopioid Analgesics ( Generic name )Acetaminophen, Aspirin, Celecoxib, Diclofenac, Etodolac, Fenoprofen, Flurbiprofen Ibuprofen, Indomethacin, Ketoprofen, Ketorolac, Meclofenamate, Mefanamic acid Nabumetone, Naproxen, Oxaprozin, Oxyphenbutazone, Phenylbutazone, Piroxicam Rofecoxib, Sulindac, Tolmetin.11
1.3.2 Tindakan Non FarmakologisMenurut Tamsuri (2007), selain tindakan farmakologis untuk menanggulangi nyeri ada pula tindakan nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri terdiri dari beberapa tindakan penaganan berdasarkan1,7,13 :1. Penanganan fisik/stimulasi fisik meliputi : Stimulasi kulitMassase kulit memberikan efek penurunan kecemasan dan ketegangan otot. Rangsangan masase otot ini dipercaya akan merangsang serabut berdiameter besar, sehingga mampu mampu memblok atau menurunkan impuls nyeri Stimulasi electric (TENS)Cara kerja dari sistem ini masih belum jelas, salah satu pemikiran adalah cara ini bisa melepaskan endorfin, sehingga bisa memblok stimulasi nyeri. Bisa dilakukan dengan massase, mandi air hangat, kompres dengan kantong es dan stimulasi saraf elektrik transkutan (TENS/ transcutaneus electrical nerve stimulation). TENS merupakan stimulasi pada kulit dengan menggunakan arus listrik ringan yang dihantarkan melalui elektroda luar. Akupuntur
Akupuntur merupakan pengobatan yang sudah sejak lama digunakan untuk mengobati nyeri. Jarum jarum kecil yang dimasukkan pada kulit, bertujuan menyentuh titik-titik tertentu, tergantung pada lokasi nyeri, yang dapat memblok transmisi nyeri ke otak.
Plasebo
Plasebo dalam bahasa latin berarti saya ingin menyenangkan merupakan zat tanpa kegiatan farmakologik dalam bentuk yang dikenal oleh klien sebagai obat seperti kaplet, kapsul, cairan injeksi dan sebagainya.
2. Intervensi perilaku kognitif meliputi : Relaksasi
Relaksasi otot rangka dipercaya dapat menurunkan nyeri dengan merelaksasikan keteganggan otot yang mendukung rasa nyeri. Teknik relaksasi mungkin perlu diajarkan bebrapa kali agar mencapai hasil optimal. Dengan relaksasi pasien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.
Umpan balik biologisTerapi perilaku yang dilakukan dengan memberikan individu informasi tentang respon nyeri fisiologis dan cara untuk melatih kontrol volunter terhadap respon tersebut. Terapi ini efektif untuk mengatasi ketegangan otot dan migren, dengan cara memasang elektroda pada pelipis. Hipnotis
Membantu mengubah persepsi nyeri melalui pengaruh sugesti positif.
Distraksi
Mengalihkan perhatian terhadap nyeri, efektif untuk nyeri ringan sampai sedang. Distraksi visual (melihat TV atau pertandingan bola), distraksi audio (mendengar musik), distraksi sentuhan (massase, memegang mainan), distraksi intelektual (merangkai puzzle, main catur)
Guided Imagery (Imajinasi terbimbing)Meminta klien berimajinasi membayangkan hal-hal yang menyenangkan, tindakan ini memerlukan suasana dan ruangan yang tenang serta konsentrasi dari klien. Apabila klien mengalami kegelisahan, tindakan harus dihentikan. Tindakan ini dilakukan pada saat klien merasa nyaman dan tidak sedang nyeri akut.
1.3.3 Berikut contoh obat-obat analgesik antipiretik yang beredar di Indonesia7,13 : Paracetamol/acetaminophenMerupakan derivat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik.Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasi dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektivitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.IbuprofenIbuprofen merupakan derivat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibuprofen tidak dianjurkan diminum oleh wanita hamil dan menyusui.Asam mefenamatAsam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.TramadolTramadol adalah senyawa sintetik yang berefek seperti morfin.Tramadol digunakan untuk sakit nyeri menengah hingga parah. Sediaan tramadol pelepasan lambat digunakan untuk menangani nyeri menengah hingga parah yang memerlukan waktu yang lama.Minumlah tramadol sesuai dosis yang diberikan, jangan minum dengan dosis lebih besar atau lebih lama dari yang diresepkan dokter. Jangan minum tramadol lebih dari 300 mg sehari.BenorylateBenorylate adalah kombinasi dari parasetamol dan ester aspirin. Obat ini digunakan sebagai obat antiinflamasi dan antipiretik. Untuk pengobatan demam pada anak obat ini bekerja lebih baik dibanding dengan parasetamol dan aspirin dalam penggunaan yang terpisah. Karena obat ini derivat dari aspirin maka obat ini tidak boleh digunakan untuk anak yang mengidap Sindrom Reye.FentanylFentanyl termasuk obat golongan analgesik narkotika. Analgesik narkotika digunakan sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk sediaan injeksi IM (intramuskular) Fentanyl digunakan untuk menghilangkan sakit yang disebabkan kanker. Menghilangkan periode sakit pada kanker adalah dengan menghilangkan rasa sakit secara menyeluruh dengan obat untuk mengontrol rasa sakit yang persisten/menetap. Obat Fentanyl digunakan hanya untuk pasien yang siap menggunakan analgesik narkotika. Fentanyl bekerja di dalam sistem syaraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Beberapa efek samping juga disebabkan oleh aksinya di dalam sistem syaraf pusat. Pada pemakaian yang lama dapat menyebabkan ketergantungan tetapi tidak sering terjadi bila pemakaiannya sesuai dengan aturan.Ketergantungan biasa terjadi jika pengobatan dihentikan secara mendadak. Sehingga untuk mencegah efek samping tersebut perlu dilakukan penurunan dosis secara bertahap dengan periode tertentu sebelum pengobatan dihentikan.NaproxenNaproxen termasuk dalam golongan antiinflamasi nonsteroid. Naproxen bekerja dengan cara menurunkan hormon yang menyebabkan pembengkakan dan rasa nyeri di tubuh.Obat lainnyaMetamizol, Aspirin (Asetosal/ Asam asetil salisilat), Dypirone/Methampiron, Floctafenine, Novaminsulfonicum, dan Sufentanil.









Daftar Bacaan

1.Craig, R. 2007. Modern Pharmacology With Clinical Application-6th Ed. Virginia. Lippncott Wiliams Wilkin
2. Goodman and Gilman. 2006. The Pharmacologic Basic of Therapeutics-11th Ed. New York. Mc-Graw-Hill Companies
3. Himmelseher S, dkk. 2005. Ketamin for Perioperative pain management anasthesiologi. Hal 211-220.
4. Ibrahim, Nurhadi. 2008. Fisiologi Nyeri. Jakarta. Departemen Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
5.Katzung, G.Bertram. 2007. Basic Clinical Pharmocology, 10th. New York. The McGraw-Hill Companies
6. Morgan GE, dkk. 2006. Clinical Anesthesiology, 4ed. New York. Lange.
7. Neal, J. Michael. 2002. Medical Pharmacologic at glance-4th Ed. London. Blackwell science Ltd. 8. Puspa, Ghariza D. 2010. Nyeri. Puwokerto. Bagian Ilmu Bedah RSUD Prof.dr. Margono Soekarjo Fakultas Kedokteran dan Ilmu-Ilmu Kesehatan Jurusan Kedokteran.

9. Tamsuri, A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta. EGC.
1 komentar: BerandaLangganan:Postingan (Atom)PengikutArsip Blog 2011(4) Oktober(1)Neurodermatitis September(3)Mengenai Sayaalvianto drBangkalan, Jawa Timur, IndonesiaPengen berbagi sesuatu yang bermanfaat, dan menambah pengetahuanLihat profil lengkapku
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

TAGS:alvianto dr 

<<< Thank you for your visit >>>

Websites to related :
Suchmaschinenoptimierung Hannove

  keywords:
description:100% SEO Agentur - leistungsstarke Website-Optimierung ✓ bessere Rankings, Traffic & Umsatz ✓ kostenfreie Erstberatung ☎ 0511

Diese Webseite befindet sich im

  keywords:
description:
DIESE SEITE
BEFINDET SICH
IM AUFBAU. THIS SITE IS UNDER CONSTRUCTION.

Dentistry for everyone - all you

  keywords:Dentistry for everyone - all you wanted to know about dentis
description:Dentistry for everyone - all you wanted to know about dentis

mcc-enh241 / FrontPage

  keywords:
description:
mcc-enh241 log inhelp Get a free wiki | Try our free business product

Onderwijsaanbod - KU Leuven

  keywords:
description:
Info

forestbioenergy.net-Informatione

  keywords:
description:forestbioenergy.net ist die beste Quelle für alle Informationen die Sie suchen. Von allgemeinen Themen bis hin zu speziellen Sa

I3investor - Stock Investment Po

  keywords:Singapore Exchange, stock investing, watchlist, price target, stock quote, stock charts, brokers comparison, investment guide, dividend, bonu

▲●▼■ | livin in sin is the n

  keywords:
description:livin' in sin is the new thing
▲●▼■ livin in sin is the new thing Home Protected: Divert attenti

Private Homepage von Ralf Winner

  keywords:
description:
\n\n"+prefixHTML+"")m.write(((SchriftSt==1)||(SchriftSt==3)?"":"")+((SchriftSt>=2)?"":"")+"\n"+mD[1].text+"\n")maleVerz(mD[

saugschalen.de : Saugschalen und

  keywords:Saugschale,Saugschalen
description:saugschalen.de bietet Informationen und Shop zum Thema Saugschalen
Saugschalen : Unterdruck frdert die Dur

ads

Hot Websites